top of page
Writer's pictureSA

Waspada COVID Varian Baru, Anggota DPRD DKI Kent: Disiplin Prokes



Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Hardiyanto Kenneth mengimbau masyarakat yang melaksanakan mudik harus menjaga protokol kesehatan. Hal ini untuk mencegah terkait ancaman adanya COVID-19 varian Arcturus atau Omicron XBB.1.16.

"Masyarakat yang mudik maupun yang ada di Jakarta harus tetap menjaga protokol kesehatan dan juga kebersihan, agar penularan varian Arcturus ini tidak menyebar luas," kata Kenneth dalam keterangan tertulis, Jumat (21/4/2023).

Pria yang kerap disapa Bang Kent itu juga memperingatkan agar seluruh elemen masyarakat harus menjaga dan memperhatikan kelompok rentan yang memiliki komorbid, lanjut usia, dan kelainan imun. Karena mereka tetap bisa mengalami gejala berat ketika terinfeksi virus COVID-19 varian arcturus ini.

"Masyarakat yang mudik agar bisa lebih memperhatikan dan menjaga keluarganya yang rentan terkena gejala berat pada saat terpapar virus COVID-19, seperti yang memiliki komorbid dan para lansia," beber Ketua IKAL (Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas RI) PPRA Angkatan LXII itu

Berdasarkan informasi dari Kementerian Kesehatan, masyarakat diminta tetap waspada. Gejala dari sub varian baru ini hampir sama dengan gejala COVID-19 sebelumnya, yakni, batuk, flu, demam, dan nyeri tenggorokan.


Namun sejumlah negara ada yang melaporkan gejala khas berupa mata kemerahan atau konjungtivitis dan ada kotoran.


Tak hanya COVID-19, penularan penyakit lain pun harus diwaspadai sehingga masyarakat perlu memakai masker. Pemakaian masker direkomendasikan untuk orang-orang yang merasa sakit seperti batuk flu dan buat mereka yang akan berdekatan dengan orang-orang yang sedang sakit.

"Saya mengimbau kepada masyarakat yang mudik agar tetap memperhatikan supaya menjaga protokol kesehatan saat di kampung halaman, jangan sampai gara-gara mudik lantas balik Jakarta malah membawa virus COVID-19 varian arcturus ini ataupun penyakit menular lainnya. Jangan gara-gara kita semua lengah malah membuat penularan menjadi semakin meluas," tutur Kent.

Kent berharap kepada pemerintah agar dapat terus mendorong kebijakan secara agresif dengan menghimbau masyarakat untuk membantu pemerintah dalam mengendalikan pandemi COVID-19 varian arcturus ini, termasuk mengedukasi dan mendorong vaksinasi.

"Pemerintah juga harus kembali membuat program vaksinasi secara agresif pada saat arus balik mudik nanti, agar semua masyarakat bisa terbebas dari COVID-19 varian Arcturus ini. Kita semua harus belajar dari pengalaman yang lalu dan COVID-19 varian arcturus ini juga tidak bisa di anggap sepele" tuturnya.

Kent pun mengimbau kepada pemudik agar benar-benar mengindahkan protokol kesehatan COVID-19, seperti jaga jarak, memakai masker, dan menyiapkan hand sanitizer.

"Saya mengimbau kepada pemudik agar wajib melakukan protokol kesehatan COVID-19 dengan disiplin di manapun berada. Virus COVID-19 ini masih ada dan tidak bisa di pandang sebelah mata. Penyebaran virus akan terhenti jika dari diri kita yang benar-benar disiplin terhadap diri sendiri," ujarnya.
"Jangan bosan dan malas dalam melakukan standar protokol kesehatan. Pakai masker, jaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun atau membawa hand sanitizer. bagi yang belum melakukan vaksinasi COVID-19 wajib untuk melakukan vaksinasi covid-19. Kita wajib bertanggung jawab terhadap diri kita sendiri, dan orang lain," pungkasnya.

Perlu diketahui sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Mohammad Syahril mengumumkan, tambahan kasus COVID-19 sub varian Arcturus atau XBB 1.16, ada 5 kasus tambahan sehingga total mencapai 7 kasus, pada Senin 17 April 2023


"Semua pasien sudah sembuh, ada 5 kasus 2 dari Surabaya 3 ada di Jakarta. Alhamdulillah semuanya membaik dengan gejala yang ringan," ujar Syahril.


Sub varian arcturus masih dalam status under monitoring, tidak termasuk variant of concern. Dikatakan dr. Syahril, adanya sub varian baru biasanya telah terjadi kenaikan kasus di negara lain, dari 29 negara ada sejumlah negara yang melaporkan kasus terbanyak antara lain India, Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Australia.


"Ini (sub varian Arcturus) asal mulanya dari India itu sangat banyak. Untuk Indonesia kalau kita melihat dalam satu minggu terakhir ada memang kenaikan kasus dan sudah ditemukan dua kasus di awal pada tanggal 5 April, dan hari ini kita umumkan ditambah 5 jadi 7 kasus," ucap dr. Syahril.


Walaupun terjadi kenaikan kasus, namun angka kematian masih belum melebihi batas yang disyaratkan oleh WHO yaitu saat di bawah 1/100.000 penduduk. Kemudian pasien yang dirawat masih belum di atas 5/100.000 penduduk.


Sebagai informasi, varian Arcturus diduga memicu lonjakan kasus COVID-19 di banyak negara termasuk Indonesia. Hingga kini, Kementerian Kesehatan RI melaporkan, sudah ada 7 temuan kasus Arcturus di Indonesia




Comments


bottom of page