Kecelakaan melibatkan truk dan pemotor yang lawan arus terjadi di Lenteng Agung, Jakarta Selatan (Jaksel). Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP, Gilbert Simanjuntak mengusulkan agar rambu pengingat resiko melawan arus di lokasi tersebut dipasang.
"Semoga ini menjadi pembelajaran, agar masyarakat sadar risiko melawan arus. Sebaiknya di daerah tersebut dibuat tanda pengingat risiko melawan arus," kata Gilbert kepada wartawan, Selasa (22/8/2023).
Gilbert menuturkan kesadaran masyarakat terhadap keselamatan berkendara kurang. Terlebih aksi melawan arus dilakukan secara bergerombil.
"Kesadaran masyarakat relatif kurang, antara lain karena bergerombol. Ini sebaiknya dipertimbangkan karena jumlah sepeda motor sudah banyak sekali dan penyumbang polusi terbanyak," ucapnya.
Gilbert meminta polisi mencari solusi permanen agar tidak ada lagi pengendara yang lawan arus. Menurutnya polisi terkesan tidak mampu mengatasi persoalan pemotor lawan arus.
“Polisi terkesan sudah tidak mampu mengatasi pemotor yang lawan arus. Kecuali pada jam sibuk pulang kantor, mungkin berguna. Sebaiknya dicari solusi permanen, kalau mungkin menutup perlintasan. Tetapi ini perlu perhitungan," imbuhnya.
Seperti diketahui, polisi masih mendalami kasus truk tabrak motor lawan arah itu. Polisi juga telah melakukan tes urine terhadap sopir truk berinisial AS (33) dan hasilnya negatif alkohol serta narkotika.
Hingga kini, polisi sudah mengamankan dua motor dan truk yang terlibat kecelakaan. Selain itu, sopir truk AS juga masih menjalani pemeriksaan terkait kasus tersebut.
Ada sejumlah pemotor melawan arah yang langsung kabur setelah tertabrak truk. Diduga para pemotor kabur karena merasa bersalah.
Kecelakaan tersebut terjadi di Jalan Raya Lenteng Agung arah Depok pada Selasa (22/8), pukul 07.00 WIB. Ada tujuh motor yang tertabrak truk hingga mengalami kerusakan.
Artikel ini sudah naik di detiknews
Commentaires