SA
20 Titik Lampu Lalu Lintas di Jakarta Gunakan Teknologi AI, PDIP: Belum Ada Pengaruhnya

Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta menilai belum ada perubahan signifikan dari pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) di 20 titik lampu lalu lintas (traffic light).
Partai peraih kursi terbanyak hingga 25 orang di Parlemen Kebon Sirih, Jakarta Pusat itu menyebut, Jakarta masih dilanda kemacetan.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono mengaku tak merasakan dampak dari teknologi AI yang dipasang sejak April 2023 lalu.
Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta ini lalu mempertanyakan lokasi pemasangan AI yang dilakukan Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
“Dari 20 titik AI yang terpasang itu saya belum merasakan ada perubahan, tetapi ini kan terobosan yang dilakukan Dishub dalam rangka mengurai kemacetan,” kata Gembong pada Senin (3/7/2023).
Menurut dia, pengentasan kemacetan sebetulnya program priortas dari Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di Ibu Kota. Selain itu, Heru harus mengentaskan persoalan banjir dan penataan ruang.
“Banjir lambat laun bisa terhempaskan, tapi kala kemacetan saya sampai hari inni belum bisa merasakan atas terobosan yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta melalui Dishub,” ujarnya.
Gembong juga tak tahu kebijakan yang dikeluarkan Dishub DKI ini apakah bersifat permanen atau temporer.
Jika kebijakan ini sebatas uji coba, kata dia, harusnya Dishub sudah melakukan evaluasi karena sudah dilakukan sejak April 2023 lalu.
“Saya kira uji cobanya segera dilakukan evaluasi sehingga APBD yang kami keluarkan itu betul-betul dampaknya maksimal bagi warga Jakarta dalam konteks mengatasi kemacetan. Tetapi kalau ini sudah permanen tentunya yang tahu dari hasil pemasangan itu kan Dishub,” jelasnya.
Gembong berujar, evaluasi perlu dilakukan untuk mengetahui sejauhmana efektivitas dari pemasangan teknologi AI tersebut.
Selain itu, Dishub juga dapat mengetahui potret arus lalu lintas ketika menggunakan teknologi atau secara manual dalam pengaturan lampu lalu lintasnya.
“Katakanlan bulan kemaren sebelum itu dipasang kemacetan di DKI Jakarta itu seperti apa, pas sudah dipasang seperti apa karena yang tahu persis itu Dishub, masyarakat kan tidak akan tahu itu,” imbuhnya.
“Tetapi sekali lagi dari awal saya sampaikan, saya perjalanan saya dari Kebayoran Lama sampai kantor di DPRD DKI Jakarta tidak ada perubahan apa-apa. Artinya kalau katakanlah di Sudirman-Thamrin dipasang kan saya tahu ada perubahan signifikan atas perubahan terpasangnya itu untuk mengurai kemacetan,” sambunya.
Diberitakan sebelumnya, Dinas Perhubungan DKI Jakarta memasang teknologi artifical intelligence (AI) atau teknologi kecerdasan di 20 simpang sejak April 2023. Kehadiran teknologi ini diharapkan dapat mengatasi kemacetan di Ibu Kota.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, teknologi ini cukup berpengaruh, terutama dalam penyesuaian lampu lalu lintas (traffic light).
Jika di suatu titik terdapat kepadatan maka lampu lalu lintas secara otomatis bisa memberikan prioritas lampu hijau untuk mengurai kemacetan.
“Jadi ada 20 simpang yang sudah menerapkan prinsip AI di sistem traffic light,” ujar Syafrin pada Minggu (2/7/2023).
Menurut dia, selama ini pengaturan lampu lalu lintas dilakukan secara manual atau lewat ruang kontrol petugas di Network Operation Center (NOC). Kini, pengaturan lampu lalu lintas dapat dilakukan di tempat secara otomatis.
“Misalnya di sisi utara-selatan yang paginya di sisi selatan padat maka otomatis sistem akan menghitung memberikan waktu paling panjang di sisi selatan karena titiknya menuju ke arah sana,” katanya.
“Demikian sore hari misalnya, ternyata dari utara yang padat menuju selatan maka simpang sisi utara akan diberikan waktu lebih panjang, sehingga antrean di simpang bisa dihindari,” ujarnya.
Artikel ini sudah naik di warta kota dengan link https://wartakota.tribunnews.com/2023/07/03/20-titik-lampu-lalu-lintas-di-jakarta-gunakan-teknologi-ai-pdip-belum-ada-pengaruhnya?page=all.